Beberapa Kota Paling Tinggi Toleransinya Di Indonesia – SETARA Institute melaunching Index Kota Tolerir tahun 2024. Tiga kota menempati posisi paling atas sebagai kota paling tolerir di Indonesia, yaitu Salatiga, Jawa Tengah; Singkawang, Kalimantan Barat; dan Semarang, Jawa tengah. Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, menjelaskan tiga kota itu ada di rangking atas karena ekosistem toleran telah tercipta di situ.
“Ekosistem itu diikuti tiga hal, yakni kepimpinan politik januaritoto yang kuat, kepimpinan birokrasi yang bagus, dan kepimpinan bungkusyarakatan atau social leadership,” kata Halili Hasan, saat dikontak, Sabtu, 28 Juni 2025.
Dalam kepimpinan politik, kata Halili, ada kemauan kuat dari pemerintahan kota untuk lebih memajukan toleran. Sementara kepimpinan birokrasi tergambar dari penganggaran, Gagasan Vital (Renstra), dan pengaturan program untuk merealisasikan visi-misi toleran.
“Selanjutnya kepimpinan sosial kelihatan dari beberapa tokoh agama, contohnya, yang mempunyai peranan besar untuk membuat ekosistem toleran di beberapa kota itu,” tutur Halili.
Selainnya tiga kota itu, ada tujuh kota yang lain masuk daftar 10 besar kota paling tolerir tahun 2024. Beberapa kota itu ialah Magelang, Jawa Tengah; Pematang Siantar, Sumatera Utara; Sukabumi, Jawa Barat; Bekasi, Jawa Barat; Kediri, Jawa Timur; Manado, Sulawesi Utara; dan Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga : Stabilitaas Politik Dalam Keamanan Pelaksanaan PSU
Halili menjelaskan implikasi Gagasan Tindakan Wilayah Penangkalan dan Pengendalian Berlebihanisme Berbasiskan Kekerasan yang Ke arah pada Terorisme (RAD PE) turut memengaruhi toleran di 10 kota itu. RAD PE ialah turunan dari Gagasan Tindakan Nasional Penangkalan dan Pengendalian Berlebihanisme Berbasiskan Kekerasan yang Ke arah pada Terorisme (RAN PE).
“RAD PE sudah pasti berperan besar untuk perkembangan toleran di beberapa kota itu,” ucapnya.
Menurut Halili, tidak ada berlebihanisme kekerasan yang mendadak diwujudkan berbentuk berlebihanisme dan terorisme. Bila memakai teori anak tangga, dia meneruskan, anak tangga pertama dari berlebihanisme dan terorisme ialah intoleransi. Dengan begitu, katanya, biarkan intoleransi akan menyebabkan mengembangnya kegiatan radikalisasi, lantas tercipta berlebihanisme.
“Karena itu penangkalan terorisme atau berlebihanisme kekerasan itu sebetulnya dapat dilaksanakan sejak awal kali lebih memajukan toleran lewat RAD PE yang itu didorong dengan RAN PE. Itu sebetulnya adalah satu peraturan sekalian rencana tindakan pada tingkat wilayah yang berperan pada perkembangan toleran. Toleran itu pada akhirannya berperan menghambat berlebihanisme kekerasan yang ke arah pada terorisme,” tutur Halili.